Sekedar gambar[an] |
UTS segera tiba. Dalam hitungan jam (perspektif saya ketika membuat tulisan ini: 72 jam lagi) ribuan mahsiswa STAN akan dipaksa berkutat dengan soal2 njelimet bin ajaib yang mau tidak mau harus dijawab dengan benar. Konsekuensi dari bermesraan dengan soal2 tersebut selama 2-3 jam tiap harinya bisa jadi menentukan alur kehidupan si mahasiswa selama puluhan tahun ke depan. Apakah perjalanannya akan diteruskan di tempat yang sama, atau terhenti di bulan Maret nanti dan harus mengambil jalan lain. Seram. Kedengarannya.
Menilik kebiasaan anak STAN berdasarkan pengalaman saya berada di lingkaran ini selama lebih dari dua tahun, kebiasaan menjelang ujian tiap2 individu memang berbeda2.
Ada yang stres tak karu2an, ada yang santai saja karena sudah belajar, ada juga yang santai saja karena sudah pasrah akan nasib yang sudah tersenyum2 licik mengintai di balik tabir.
Ada yang stres tak karu2an, ada yang santai saja karena sudah belajar, ada juga yang santai saja karena sudah pasrah akan nasib yang sudah tersenyum2 licik mengintai di balik tabir.
Biasanya, tingkat 1 lebih serius menghadapi UTS. Ujian kali ini adalah pecah telor mereka. Tentunya bukan hal yang sedap dipandang, dibicarakan dan dibanggakan jika dari awal karir ke-IP-an sudah membuat jantung berdebar2 tak normal.
Sedangkan tingkat 2 lebih santai, namun tetap waspada menghadapi aral ini. Mengingat kebiasaan IP semester 3 secara rata2 lebih rendah daripada semester2 sebelumnya, sementara IP semester 1 dan 2 lebih fluktuatif untuk mana yang lebih tinggi dari tahun ke tahun.
Tingkat 3 sendiri bisa dikatakan yang paling santai. Pengalaman kemenangan terhadap rahang kekalahan yang lebih banyak, jumlah mata kuliah yang relatif lebih sedikit dan tidak seberat semasa tingkat 2, serta perasaan tidak sabar untuk segera lulus, penempatan, lalu menikah (ahem). Ini cukup menjadi bekal mental menjelang UTS. Mungkin bahkan hari Minggu nanti masih ada yang bisa nonton Barca vs Madrid.
Sisanya belajar. Baik yang belajar SKS (Sistem Kebut Semalam), SKSS (Sistem Kebut Semalam Suntuk), atau yang ekstrim SKSSS (Sistem Kebut Sesaat Sebelum teS). Namun tak sedikit yang memang di hari perkuliahan biasa sudah belajar, jadi tinggal mengulang sedikit2 saja sambil relaksasi.
Mengenai takdir harus ter-you know what (terus terang saya tidak begitu suka menggunakan kata2 yang umumnya dipakai umum, bukan karena saya parno atau apa, melainkan hanya menekankan bahwa kata tersebut adalah tabu buat saya), lokasi kos2an juga ternyata (entah nyata atau tidak, ini hanya berdasarkan pengamatan secara kasar saja) berpengaruh. Lain waktu akan saya tulis lebih dalam mengenai ini.
Sip2.
justru serius di UTS lebih bagus, biar pas UAS nya ntar juga agak tenang ☻
BalasHapuskebanyakan sih uts main2, uasnya gila2an ngejarnya..
BalasHapus***pengalaman pahit***